Kamis, 07 Desember 2017

Judi Online - Menelusuri Jejak Johannis Winar dari Kampung Halaman

Judi Online - Johannis Winar, satu nama besar yang nyatanya lahir dari gang kecil di jalan Bontoala Parang, Makassar. Gor Flying Wheel jadi tempat bermain untuk sosok yang berhasil membawa Pelita Jaya mencapai titel juara Indonesia Basketball League (IBL) serta Perbasi Cup itu.

Bukanlah bermain basket, Winar kecil atau akrab disapa Ahang malah seringkali bermain layang-layang. Tidak sempat tampak Ahang bermain basket seperti yang dikerjakan beberapa saudaranya.

" Ahang itu saat kecil seringkali bermain layangan. Umumnya dia pulang dengan luka-luka karna terjatuh menguber layangan, " tutur Ibu Ahang, Yu Ling Chen, waktu didapati Judi Online.

Walau lebih suka pada bermain layang-layang, darah basket dalam diri Ahang tetaplah mengalir deras. Alami penurunan dari sang Bapak, Hendry Winar, yang disebut bekas pemain nasional, Ahang tetaplah berlatih basket walaupun tidak sempat di ketahui beberapa sepupunya.

" Umumnya Ahang pulang sekolah jam 12 siang, kemudian dia segera bermain basket sebelumnya sepupunya datang. Mendekati sore, Ahang baru bermain layangan hingga tak ada yang tahu dia dapat bermain basket, " papar Ling Chen.

Perasaan kaget keluarga besar Flying Wheel makin mencapai puncak saat Ahang dipilih masuk tim Sulawesi Selatan bagi Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 1988 di Semarang. Pergi dengan modal nekat, Ahang kembali dengan trofi pencetak score paling banyak yang buat Ling Chen serta Hendy terperanjat.

Penggalan narasi diatas sampai sekarang ini tidak sempat dapat dilupakan ke-2 orangtua Ahang. Kejurnas itu juga yang pada akhirnya membawa Ahang terjun ke dunia basket profesional.

" Semuanya penghargaan yang didapat Johannis Winar senantiasa saya taruh, dari mulai piala sampai klipingan berita. Kelak juga akan saya beri semuanya waktu Ahang ulang th. pada 24 Desember, " tutur Ling Chen.

Terjun Profesional

Satu kontrak simpel diatas kartu nama, resmi jadikan Ahang pemain club Kalimantan bernama Banjar Baru. Tetapi, cerita Ahang dengan Banjar Baru tidak jalan manis.

Ketentuan yang memiliki club Banjar Baru, Budi Surya, bagi tak akan ikuti Pertandingan Basket Paling utama (Kobatama) jadi dilema untuk Ahang. Akhirnya, Ahang cuma melakukan hari-hari jadi pekerja umum yang mengurus sisi komputerisasi di Banjar Baru, bukanlah bermain basket seperti yang diimpikan.

Doa Ahang bagi dapat kembali pada lapangan basket pada akhirnya terwujud. Club asal Bandung, Pan Asia Indosyntex tawarkan kontrak pada Ahang lewat sosok Suhadi Bing Adi. Tetapi, ada satu problem besar, Ahang rupanya tidak berani bicara segera pada pihak Banjar Baru tentang hasrat geser club.

" Saya segera minta pertolongan Ibu bagi bicara pada pihak Banjar Baru. Selalu jelas saya tidak berani bicara waktu itu, " papar Ahang.

Musim perdana Ahang di Pan Asia tidak jalan mulus, titel juara Kobatama gagal diambil. Titel juara Kobatama 1996 jatuh ke tangan Aspac saat itu. Tetapi, musim perdana Ahang tidak selesai sia-sia. Dia berhasil jadi Most valuable Player serta pencetak score paling banyak.

Yang diimpikan Ahang bagi mengangkat trofi baru terwujud pada musim setelah itu. Tidak tanggung-tanggung, anak layangan itu berhasil membawa Pan Asia juara Kobatama dua musim beruntun pada 1997 serta 1998.

Singkat narasi, cerita manis Ahang dengan Pan Asia pada akhrnya mesti selesai pada 2002. Pengagum Boston Celtics itu mengambil keputusan meninggalkan Kota Kembang serta gabung dengan Satria Muda.

" Saya ajukan pertanyaan pada manajemen Pan Asia apakah masih tetap ada kemauan bagi jadi juara? Nyatanya telah tidak serta saya mengambil keputusan geser ke Satria Muda, " papar Ahang.

Hengkang ke Satria Muda, prestasi Ahang tidak turun, dia kembali mengangkat satu trofi Indonesia Basketball League (IBL) 2004. Pada 2006, Ahang mengambil keputusan kembali pada Pan Asia yang telah bertukar nama jadi Garuda Bandung bagi meniti karir jadi pelatih.

Perjalanan karir Ahang jadi pelatih tidak jalan gampang. Pria yang pernah tertabrak motor waktu menguber layangan itu baru betul-betul mengatasi Garuda Bandung pada 2010. Waktu itu kompetensi Ahang jadi pelatih pernah diragukan karna Garuda masa 2010 berisikan pemain dengan materi bintang seperti Cokorda Raka Satrya Wibawa, Denny Sumargo, Gagan Rachmat, serta I Made Sudiadnyana.

Kembali jadi pelatih, Ahang memberi trofi Piala Gubernur DKI Jakarta pada 2010 sesudah menaklukkan Pelita Jaya Esia di partai final. Kemudian, karir kepelatihan Ahang selalu berlanjut sampai pada akhirnya dapat jadi pelatih Pelita Jaya sekarang ini.

" Saya orang yg tidak sempat beberapa 1/2 waktu lakukan apa pun. Waktu mengambil keputusan jadi pelatih, saya menginginkan jadi pelatih paling baik, " tutur Ahang.

Memperoleh Pertolongan dari Sang Ayah

Jadi pelatih Pelita Jaya rupanya tidak semanis bayangan Ahang. Mengatasi tim peninggalan Benjamin Alvarezsipin yang dipecat, membuatnya ada dalam desakan. Terlebih pada musim perdananya Ahang ditinggal sebagian pemain senior Pelita Jaya, seperti Andy Batam, Dimas Aryo Dewanto, serta Kelly Purwanto.

Tetapi, kondisi itu tidak buat Ahang putus harapan. Dengan cerdik pelatih yang mengidolai sosok Brad Stevens itu meramu tim yang selanjutnya dapat merebut titel juara IBL 2017.

Pelita Jaya memenangkan dua dari tiga game pada partai final kontra Satria Muda Pertamina. Pada game pertama, Pelita Jaya menang. Namun Satria Muda dapat bangkit serta buat kedudukan imbang 1-1 pada kompetisi selanjutnya.

Waktu ada dalam desakan, Ahang mujur mempunyai seseorang penasihat seperti sang Bapak, Hendry Winar. Sebagian waktu sesudah game ke-2, Hendry menelpon Ahang serta memberi sebagian panduan bagi menaklukkan Satria Muda.

" Saya berikan tahu Ahang apa yang semestinya dia kerjakan waktu game ke-3. Selanjutnya dia ikuti apa yang saya katakan serta Pelita Jaya berhasil menang, " papar Hendry.

Saat ini sesudah Ahang berhasil mencapai kesukesan jadi pemain juga pelatih, baik Hendry serta Ling Chen cuma mengharapkan supaya sang putra tidak cepat berpuas diri. Hendry serta Ling Chen lalu mengemukakan doa dan keinginan pada Ahang.

" Yang terutama Ahang mesti selalu rendah hati. Tidak bisa cepat berpuas diri, banyak prestasi yang perlu dicapai termasuk juga meningkatkan berolahraga basket di Indonesia, " tutur Ling Chen.derita kekalahan dari TNI AU serta Petrokimia.

Walau sekian, dianya menilainya TNI AL mempunyai kekuatan yang baik di semuanya tempat. ''Terpenting anak-anak tampak tanpa ada beban serta penuh motivasi seperti kompetisi barusan. Lawan kelak (TNI AL-red) pernah menang besar lawan Mabes TNI, '' tukas bekas asisten pelatih Solo Bank Jateng itu.

Suara kepercayaan juga ditegaskan Rika Yunir, sebagai kapten Vita Solo. Menurut dia, konsentrasi serta usaha keras jadi kunci menghadapi TNI AL di kompetisi pemilihan. ''Kami percaya dapat bertahan di Divisi Paling utama Livoli. Kemenangan lawan Alko buat kami makin yakin diri, '' tegas bekas pemain Jakarta BNI 46 itu melansir dari Judi Online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Judi Bola Online Terpercaya - Messi Janji Loloskan Argentina

Judi Bola Online Terpercaya - Lionel Messi belum juga tampak bagus di Piala Dunia 2018. Dalam dua pertandingan, timnas Argentina mencapai...